Kadar abu
merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat
pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air,
sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat
organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam
suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar
tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu.
Kadar abu dari suatu
bahan menunjukkan total mineral yang terkandung dalam bahan tersebut
(Aprilianto, 1988). Mineral itu sendiri terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Garam organik:
garam-garam asam malat, oksalat, asetat, pektat
2. Garam anorganik:
garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat
3. Senyawa komplek:
klorofil-Mg, pektin-Ca, mioglobin-Fe, dll
4. Kandungan abu dan
komposisinya tergantung macam bahan dan cara pengabuannya.
Penentuan kandungan mineral
dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan penentuan abu
total dan penentuan individu komponen mineral (makro &trace mineral)
menggunakan titrimetrik, spektrofotometer, AAS (atomic absorption
spectrofotometer). ( Aprilianto, 1988)
Penentuan kadar
abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk
menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang
digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan.
Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan
keaslian bahan yang digunakan.
Abu adalah zat
anorganik sisa pembakaran dari senyawa organic ( Sudarmadji, 1989). Dalam bahan
pangan, selain abu terdapat pula komponen lain yaitu mineral. Kadar abu dalam bahan
pangan sangat mempengaruhi sifat dari bahan pangan. Kadar abu merupakan ukuran
dari jumlah total mineral yang terdapat dalam bahan pangan. Hal ini menunjukkan
bahwa penentuan kadar air sangat mempengaruhi penentuan kadar mineral.
Pengertian dari kadar mineral adalah ukuran jumlah komponen anorganik tertentu
yang terdapat dalam bahan pangan seperti Ca, Na, K dan Cl.
Penentuan kadar abu
adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu yang tinggi,yaitu sekitar
500-600°C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal setelah proses pembakaran
tersebut. Lama pengabuan tiap bahan berbeda–beda dan berkisar antara 2-8 jam.
Pengabuan dilakukan pada alat pengabuan yaitu tanur yang dapat diatur suhunya.
Pengabuan diangap selesai apa bila diperoleh sisa pembakaran yang umumnya
bewarna putih abu-abu dan beratnya konstan dengan selang waktu 30 menit.
Penimbangan terhadap bahan dilakukan dalam keadan dingin, untuk itu krus yang
berisi abu diambil dari dalam tanur harus lebih dahulu dimasukan ke dalam oven
bersuhu 105°C agar suhunya turun menyesuaikan degan suhu didalam oven,barulah
dimasukkan kedalam desikator sampai dingin,barulah abunya dapat ditimbang
hingga hasil timbangannya konstan.( Anonim.2010).
Penentuan kadar abu
total dapat digunakan untuk berbagai tujuan antara lain untuk menentukan baik
atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan dan
sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Hal ini diperkuat
oleh pernyataan Firmansyah (2011) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan pengujian
kadar abu adalah untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan sebagai parameter
nilai bahan digunakan
Bet365 Casino Review: Get a £60 no-deposit bonus - JTHub
BalasHapusAt Bet365 we recommend playing our no deposit casino bonus for 아산 출장안마 our A no deposit bonus is the same 영천 출장안마 as 세종특별자치 출장안마 the bonus that gives 과천 출장안마 you a 부천 출장마사지 no-deposit bonus.